Translate here!

Kamis, 30 Mei 2013

Bandara Kuala Namu (Kecamatan Beringin, Kab. Deli Serdang)


Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandar udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Kuala Namu akan menggantikan Bandara Polonia yang sudah berusia lebih dari 70 tahun. Saat selesai dibangun, Kuala Namu yang diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatra dan sekitarnya, akan menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini progress pembangunan bandara sudah mencapai 96%. Akibat prasarna yang belum siap, pengoperasian bandara ini diundurkan ke tanggal 25 Juli 2013 yang sebelumnya Maret 2013.


Latar belakang pembangunan 

Maket rencana Bandara Kuala Namu.

Pemindahan bandara ke Kuala Namu telah direncanakan sejak tahun 1991. Dalam kunjungan kerja ke Medan, Azwar Anas, Menteri Perhubungan saat itu, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota.

Persiapan pembangunan diawali pada tahun 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga muncul momentum baru saat terjadi kecelakaan pesawat Mandala Airlines pada September 2005 yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Polonia. Kecelakaan yang merenggut nyawa Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin tersebut juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara meninggal dunia akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah lebih batasnya juga merupakan faktor direncanakannya pemindahan bandara.


Pembebasan lahan 

Rencana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan yang belum terselesaikan. Hingga Juni 2006, baru 1.650 hektar lahan yang telah tidak bermasalah (telah diselesaikan sejak 1994), sementara lahan yang dihuni 71 kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan, namun pada November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.


Pengangkutan 

Stasiun kereta Kuala Namu yang  sedang dalam proses pembangunan.

Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Aras Kabu di Kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun Aras Kabu sendiri terhubung ke Stasiun Medan dengan jarak 22,96 km. Diperkirakan jarak tempuh dari Medan hingga Kuala Namu akan berkisar antara 16-30 menit.

Ada pula usulan pembangunan Jalan Tol Medan-Kuala Namu sebagai usaha pengembangan prasarana pengangkutan dari dan ke bandara. Namun pelaksanaan pembangunan selama periode pembangunan jalan tol tahun 2005-2010 belum dikabulkan oleh pemerintah pusat. Jalan non-tol Medan-Kuala Namu sedang dalam proses pembuatan. Jalan ini direncanakan akan mempunyai 5 lajur jalan.


Luas bandara dan kapasitas 

Tahap I bandara diperkirakan dapat menampung tujuh hingga 10 juta penumpang dan 10.000 pergerakan pesawat per tahun, sementara setelah selesainya tahap II bandara ini rencananya akan menampung 25 juta penumpang per tahun.

Luas terminal penumpang yang akan dibangun adalah sekitar 6,5 hektar dengan fasilitas area komersial seluas 3,5 hektar dan fasilitas kargo seluas 1,3 hektar. Bandara International Kuala Namu memiliki panjang landas pacu 3.750 meter, dan sanggup didarati oleh pesawat berbadan lebar termasuk Airbus A380.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan pengoperasian Bandara Internasional Kuala Namu, Sumatera Utara (Sumut) dapat teralisasi pada 25 Juli 2013.


Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono saat meninjau langsung Bandara Kuala Namu bersama PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Pihak kementrian mengatakan bahwa infrastruktur udara telah selesai 100 persen, tinggal penyelesaian dari sisi darat, yang paling krusial detailnya. Bandara ini masih dalam tahap pengerjaan. Namun pemerintah optimis bandara ini sudah mulai beroperasi pada 25 Juli 2013. Bandara tersebut akan menggantikan Bandara Polonia, Medan, yang saat ini jumlah penumpang dan penerbangannya telah melebihi kapasitas.

source:wikipwdia, sindonews
Like the Post? Do share with your Friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar