Nah, pasti sudah tahu kan buah apa yang ada di piring ini? Coba deh ditebak....
Ayoo apa...
Sementara friends berpikir, saya ingin memberitahu bahwa foto-foto ini saya ambil pada hari ini, minggu 26 mei 2013, sehari setelah Hari Lahir saya. He..he.... (Apa hubungannya? :-D)
Ya udah deh, gak usah lama-lama mikirnya....
Langsung aja, ini adalah buah SAWO...
ya SAWO...
Selain kaya gula, sawo juga mengandung zat gizi lain seperti
mineral, vitamin, karbohidrat, dan serat pangan. Buah ini juga baik untuk
kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Buah sawo (Achras sapota L) cukup dikenal masyarakat
Indonesia. Baunya harum dan rasanya manis lezat. Dalam bahasa Inggris, sawo
disebut sapodilla, chikoo, atau sapota. Di India, sawo disebut chikoo, di
Filipina dikenal sebagai tsiko, dan di Malaysia ciku. Masyarakat Tionghoa
menyebut buah sawo sebagai hong xiêm.
Buah sawo matang biasanya dikonsumsi dalam keadaan segar.
Rasa getahnya masih sering melekat pada mulut. Dalam kondisi matang, buah ini
dapat dibuat menjadi minuman segar atau sebagai campuran es krim. Namun, hal
tersebut belum diusahakan secara komersial.
Sawo berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Di India, Sri
Lanka, Filipina, Meksiko, Venezuela, Guatemala, dan Amerika Tengah, buah sawo
sudah dibudidayakan secara komersial. Di Indonesia, sawo umumnya dibudidayakan
sebagai tanaman pekarangan untuk dinikmati buahnya, terutama di daerah Sumatera
Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Biji sawo berwarna hitam berkilat atau coklat kehitaman.
Bentuknya pipih dan besar. Biji sawo mengandung saponin, kuersetin, dan minyak
sebanyak 23 persen. Biji sawo sebaiknya tidak dikonsumsi karena kandungan asam
hidrosianik yang cukup tinggi dapat menjadi racun. Sementara itu, bunga sawo
merupakan bahan utama pembuatan parem, yaitu bubuk obat tradisional yang
digosokkan pada seluruh badan pada ibu yang baru melahirkan.
Daging buah sawo
Rasa buah sawo yang manis membuat buah ini banyak
penggemarnya. Rasa manis ini disebabkan kandungan gula dalam daging buah dengan
kadar 16-20 persen.
Bukan hanya gula, dalam daging buah sawo terkandung pula
lemak; protein; vitamin A, B, dan C; mineral besi, kalsium, serta fosfor.
Komposisi gizi buah sawo dapat dilihat pada tabel.
Buah sawo memiliki kandungan mineral cukup baik. Buah ini
merupakan sumber kalium yang baik, yaitu 193 mg/100 g. Di lain pihak, sawo juga
memiliki kadar natrium yang rendah, 12 mg/100 g. Perbandingan kandungan kalium
dan natrium yang mencapai 16:1 menjadikan sawo sangat baik untuk jantung dan
pembuluh darah.
Selain kaya kalium, sawo juga mengandung sejumlah mineral
penting lainnya. Kandungan mineral lainnya per 100 gram buah sawo adalah:
kalsium (21 mg), magnesium (12 mg), fosfor (12 mg), selenium (0,6 mg), seng (0,1 mg), dan tembaga (0,09 mg).
Sawo juga kaya akan vitamin C, yaitu 14,7 mg/100 g. Konsumsi
100 gram sawo dapat memenuhi 24,5 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C setiap
hari. Vitamin C dapat bereaksi dengan berbagai mineral di dalam tubuh. Vitamin
C berperan penting dalam metabolisme tembaga.
Selain itu, konsumsi vitamin C dalam jumlah cukup dapat
membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin C juga dapat berinteraksi
dengan berbagai vitamin lain, seperti vitamin E yang berfungsi sebagai
antioksidan.
Buah sawo juga mengandung asam folat, 14 mkg/100 g. Asam
folat diperlukan tubuh untuk pembentukan sel darah merah. Asam folat juga dapat
membantu pencegahan terbentuknya homosistein yang sangat berbahaya bagi
kesehatan.
Vitamin lain yang juga terkandung pada buah sawo adalah:
riboflavin, niasin, B6, dan vitamin A. Meskipun dapat digunakan sebagai sumber
vitamin dan mineral, sawo sebaiknya tidak diberikan kepada bayi karena getahnya
dikhawatirkan akan mengganggu saluran pencernaan.
Buah sawo juga mengandung banyak gula sehingga baik untuk
digunakan sebagai sumber energi. Namun, buah ini tidak dianjurkan bagi
penderita diabetes melitus karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan
cepat.
Empuk dan Mulus Sawo yang siap dikonsumsi adalah sawo
matang. Buah mentah tidak enak dimakan karena keras. Rasanya pahit dan kelat
disebabkan tingginya kandungan tanin dan kaustik. Sawo yang berkualitas baik
adalah sawo yang empuk dan berwarna coklat tua.
Masalah bentuk dan besarnya tidak jadi masalah, yang
terpenting kulitnya harus mulus. Jangan memilih sawo yang ada luka, goresan,
atau lubang sekecil apa pun. Selain itu, jangan memilih sawo yang memiliki
bekas getah di bagian kulit. Sawo yang kulitnya cacat punya daging bagian bawah
yang rusak atau keras.
Buah yang telah matang dapat disimpan pada suhu rendah untuk
memperpanjang umur simpannya. Buah matang yang disimpan pada suhu 0 derajat
celsius dapat bertahan 12-13 hari. Buah yang masih mentah bila disimpan pada
suhu 15 derajat celsius dapat bertahan dalam keadaan baik selama 17 hari. Buah
sawo mentah yang disimpan pada suhu lebih rendah lebih dari 10 hari tidak akan
matang secara normal.
Untuk merangsang supaya cepat matang, sawo perlu diperam,
setelah dicuci untuk menghilangkan bagian kulitnya yang mati. Ada beberapa cara
pemeraman. Buah ditempatkan dalam wadah yang tertutup (misalnya dalam peti atau
karung) selama beberapa hari. Namun, cara pemeraman demikian akan menjadikan
buah matang tidak dalam waktu bersamaan. Guna mendapatkan sawo yang matang
serentak, buah dimasukkan ke dalam tempat yang tertutup rapat, kemudian diberi
karbit atau diasapi.
Buah sawo sangat rawan tercemar mikroba karena kandungan air
dan zat gizinya yang tinggi. Geotrichum candidum, Cladosporum oxysporium, dan
Penicillium italicum adalah contoh mikroba yang sering terdapat pada buah sawo.
Untuk menjaga agar sawo yang matang tidak diserang mikroba
patogen, sebaiknya gunakan fungisida benlate. Perlakuan secara alamiah, tanpa
menggunakan zat kimia, sulit sekali untuk mendapatkan hasil terbaik. Oleh
karena itu, untuk menjaga keamanan, sebaiknya buah sawo dicuci terlebih dahulu
sebelum dimakan. @ Prof Made Astawan
Ahli Teknologi Pangan dan Gizi IPB
source:kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar